![]() |
Source : instagram.com/muhammadhusein_gaza/ |
Benjamin Netanyahu dilengserkan dari jabatan perdana menteri (PM) Israel setelah 12 tahun berkuasa. Satu suara di Parlemen atau Knesset menjadi penentu tamatnya rezim Netanyahu pada hari Minggu.
Pemerintah baru didukung oleh 60 dari 120 anggota Parlemen, sementara 59 memilih menentang pembentukan pemerintah baru.
Satu-satunya anggota parlemen yang abstain adalah Said al-Harumi, dari partai United Arab List yang pro-Palestina.
Naftali Bennett, pemimpin aliansi Yamina dan salah satu tokoh kunci dalam koalisi "perubahan", telah dilantik sebagai PM baru Israel, menggantikan Netanyahu.
Pemungutan suara penting terjadi setelah sesi tegang di Knesset, yang membuat Bennett terus-menerus dicemooh oleh para pendukung Netanyahu selama pidatonya.
Sekutu kunci Bennett, Yair Lapid, memutuskan untuk melupakan pidatonya sepenuhnya, karena perilaku lawan-lawannya, yang beberapa di antaranya harus dikeluarkan dari ruang Parlemen oleh aparat keamanan.
Ketika Netanyahu berbicara, dia mengeklaim bahwa Israel akan mendapatkan "pemerintahan yang lemah" dengan koalisi "perubahan".
Dia bersikeras bahwa Bennett, yang akan menjadi PM berikutnya, tidak memiliki kedudukan global dan kredibilitas untuk melawan musuh bebuyutan negara Yahudi, Iran. Menurut Netanyahu, Teheran akan merayakannya setelah pemungutan suara yang menamatkan rezimnya.
BACA JUGA :
KIMUNISME SEKUTU ATHEISME
Perdana menteri terlama di negara itu juga menuduh Bennett melakukan penipuan terbesar dalam sejarah Israel, mengingat bahwa pemimpin aliansi Yamina telah dengan tegas mengesampingkan kemitraan dengan Lapid menjelang pemilu. Namun kini, sesuai kesepakatan yang melibatkan delapan pihak anti-Netanyahu, Lapid akan memilih pengganti Bennett sebagai PM Israel pada 2023.
Netanyahu melalui media sosial berjanji untuk segera kembali berkuasa.
Twitter. “Kami akan kembali—dan lebih cepat dari yang Anda kira,” ujarnya seperti dikutip Al Jazeera, Senin (14/6/2021).
Netanyahu digulingkan tak lama setelah salah satu gejolak Israel-Palestina paling serius dalam beberapa tahun.
[cordova.media] "Pemerintahan baru ini tak ada bedanya dengan pemerintah Netanyahu, sebab ini juga adalah pemerintahan penjajah, pendudukan kolonial, diskriminasi rasial sebagaimana pemerintahan sebelumnya, bahkan lebih buruk" Mustafa Barghouti, Sekjen Inisiatif Nasional Rakyat Palestina].
Sumber: Al Jazeera, TRT World, The Newyorker, Washington Post, AP, +972 Magazines.
Baca juga :
KETIKA PEMERINTAHAN ARAB SAUDI MENGHENTIKAN EKSPOR MINYAK KE AMERIKA